Berbagi Keindahan?

Di dalam setiap pria, sesungguhnya ada sosok anak kecil yang tidak pernah puas.

Hmm, ini tulisan spontan. Bingung tepatnya mau nulis apaan, tapi atas permintaan seseorang agar aku tetep menulis tiap minggunya mau gamau ada atau ga ada bahan harus tetep posting di blog ini. Dia tidak minta, sebenarnya. Hanya janji kecil kita berdua.

Aku pernah denger kutipan kayak di atas pada satu waktu. Aku lupa kapan dan dimananya, tapi yang jelas aku mengamininya. Seorang anak kecil jarang mau berbagi sesuatu miliknya kepada orang lain (pengalaman waktu kecil dulu sih, bukan secara general), dan hal ini masih terbawa dalam diriku. Bukan, bukan pelit gitu maksudnya. Walaupun emang kadang-kadang aku bisa pelit sih, haha. Aku tidak ingin berbagi sesuatu yang spesial. Tingkat ke"aku"anku tinggi untuk beberapa hal.

Tidak seperti tulisannya yang kadang-kadang menyinggungku bahkan menyebut namaku secara terang-terangan, tulisanku sangat jarang menyebut namanya. Kalaupun iya, aku hanya menyebutnya secara tersirat. Bukannya aku tidak suka menyebut namanya atau ketika dia menyebut namaku dalam tulisan. Aku sungguh senang ketika dia menuliskan namaku ataupun sedikit kode-kode tentangku dalam tulisannya. Hanya saja sosok anak kecil dalam diriku ini tidak rela, tidak kuasa untuk membagikan keindahan yang ia miliki kepada umum.

Dia dan aku memang berbeda. Dia selalu aktif memberi, dermawan (generous). Dan aku yang selalu menutupi, menyembunyikan. Berbeda. Tapi bukan masalah besar. Aku cukup senang dengan perbedaan ini. Dinamika. Aku juga senang membaca kisah tentang diriku dari sudut pandangnya. Well, untuk hal yang satu ini aku egois. Tak ingin membagi keindahanmu.
Previous
Next Post »
0 Komentar

POST A COMMENT