Iseng nulis aja pas ada postingan di fb. Haha. Puisi yang diprosakan. Banyak dipakai oleh temen-temenku, tapi jarang aku coba. Ga pandai bersajak.
Rasa? Entitas asing apakah itu? Sesuatu yang abstrak dan tidak kumengerti, nampaknya.
Pakaian terbaikku hanya kemeja flanel kotak-kotak lengan panjang yang melindungiku dari duri tajam dan teriknya siang.
Tak lupa dengan celana kargo panjang yang menghangatkanku ketika dingin menyerang.
Sepatu terbaikku adalah sepasang sepatu gunung yang melindungi kontur-kontur kakiku meskipun ia telah usang.
Dan seseorang itu..selalu terlintas dalam benak tiap langkah berat ini berusaha menggapai sang puncak.
Orang itu, ada. Tetapi ia tak butuh pakaian terbaik ataupun riasan terbaik untukku.
Rasa. Ya mungkin aku sedikit bisa memahami apa maksudmu di balik istilah itu.
Gejolak asa dalam jiwa.
Aku dengan dirinya, ibarat bunga edelweis yang menantikan pelukan hangat sinar mentari.
Sapaan yang membuatku menggeliat dari mimpi dan semangat untuk menjalani hari.
Dan jikalau bunga edelweis masih terlampau elegan untuk mengibaratkan diriku, biarlah aku menjadi semak-semak.
Semak-semak yang tak dihiraukan bahkan seringkali diinjak-injak oleh puluhan, ratusan bahkan ribuan pendaki.
Biarlah, karena aku masih bahagia untuk melihat sang surya meskipun terjerat bumi.
Robin,
Aku dan kamu tak saling mengenal ataupun bertatap muka.
Kita berdua memiliki dunia yang berbeda.
Akan tetapi ada satu yang menjembatani kita, rasa.
Dan biarlah aku duduk bersandar bersama tas ranselku.
Duduk di tengah sunyi malam di atas punggungan pegunungan.
Menikmati gelapnya langit, menikmati indahnya ufuk timur.
Menunggu datangnya pelukan hangat sang mentari.
Menunggu surat balasanmu yang selalu ku nanti.
Anclot, 19.04.2013
0 Komentar
POST A COMMENT