Mendongkrak Peringkat Perilaku Literasi (Literacy Behavior) di Indonesia

Based on research (tentu saja yang saya temukan di internet),  seseorang pada umumnya mampu menyelesaikan 4 buku dalam waktu satu tahun. Masalahnya, angka ini adalah angka mean, alias rerata orang-orang dengan kultur dan motivasi membaca yang beragam. Artinya apabila di dalam suatu daerah di dunia memiliki angka rerata 8 buku per tahun, maka ada pula daerah lain yang masyarakatnya tidak menyelesaikan buku sama sekali dalam waktu satu tahun tersebut.

Saya, sebagai orang Indonesia, patut khawatir dengan diri saya sendiri.  Flood (2016) mengutarakan bahwa berdasarkan berbagai pertimbangan, Indonesia menempati urutan ke-60 di dunia dalam "Perilaku Membaca dan Dukungan Sumber Bacaan". Well, peringkat 60 sedunia tentu tidak buruk mengingat ada lebih dari 180 negara di dunia. 

Guess what? Peringkat 60 tersebut mampu kita dapatkan hanya dengan mengalahkan statistik dari satu negara saja. Dengan kata lain, hanya ada 61 negara yang menjadi sampel penelitian tersebut! Dengan kata lain dari sebelumnya, Indonesia mendapatkan peringkat nomor dua dari belakang dalam perilaku literasi. Hasil ini mengindikasikan bahwa angka 93% populasi Indonesia yang mampu baca tulis tak dibarengi dengan aktivitas membaca serta perilaku terkait literasi lainnya. Merujuk pada angka yang muncul pada awal tulisan, seandainya rerata tiap orang di dunia menyelesaikan 4 buku per tahunnya, maka rerata Indonesia bisa jadi kurang dari 3 buku tiap orang per tahunnya atau malah bahkan tak ada satu bukupun yang diselesaikan! 

Lalu apa? Memangnya kita bisa apa untuk mengubah Indonesia yang sebegini besarnya? Saya pun tak punya jawaban yang dapat menyelesaikan seluruh problemnya. Yang saya miliki hanyalah satu keyakinan sederhana: menyelesaikan lebih dari 4 buku tiap tahunnya untuk mendongkrak statistik perilaku literasi Indonesia. Lho, memangnya perubahan satu orang saja mampu meningkatkan angka rerata 250 juta orang lainnya? Tentu saja, meskipun hanya nol koma nol nol sekian. Saya percaya progress sekecil apapun dapat berpengaruh pada hasil akhirnya kelak. Memang, sembari membaca buku lebih banyak, perlu dicari solusi yang lebih besar dampaknya bagi khalayak umum. 

Yang jelas, daripada hanya menyalahkan keadaan dan kondisi orang-orang di sekitarmu, lebih baik kita melakukan sesuatu, bukan? Mulai dari yang kecil, mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang.

Yuk baca buku! 


Referensi
Flood, A. (2016). The Guardian. https://www.theguardian.com/books/2016/mar/11/finland-ranked-worlds-most-literate-nation Retrieved at 12 Sept 2017.
Previous
Next Post »
0 Komentar

POST A COMMENT