"Sifat buruk dia yang ga kamu sukain apa, Nggra?"
Masih terngiang pertanyaan itu, di saat kita semua sedang buka bersama. Saya pun terdiam. Sesaat saja. Entah bagaimana saya akan menjawabnya. Well tanpa bermaksud sok bijak, tapi kalau kita fokus pada sifat buruk seseorang maka sifat itu malah akan tambah berkembang dan tambah besar. Saya pernah mengalaminya ketika sedang membicarakan sifat buruk orang lain, yang ada lawan bicara kita akan menambah khazanah pengetahuan seputar keburukan orang itu. Biasanya saya etel aja, tapi engga kali ini karena ia adalah salah satu sosok yang dekat dengan kehidupan saya.
Nyaman dengan seseorang berarti menerima semua sifat buruk dan baik dengan seutuhnya. Kalau memang sifatnya buruk, janganlah dijadikan bahan pembicaraan namun diperbaiki secara bertahap. Akan tetapi kalau masih dalam fase seperti saya ini, biarlah sifat itu sebagaimana biasanya saja toh sifat buruknya tidak tercela. Saya tidak ingin terlalu mengatur sifat seseorang, dalam artian orang yang dekat dengan kehidupan saya. Jika saya terlampau mengarahkannya, yang ada adalah saya nyaman dengan sosok imajiner yang ada di dalam benak saya. Bukan ia sebagaimana mestinya.
Menuliskan untuk menerima seseorang apa adanya itu mudah, namun merasakan dan menjalani sepenuh hati adalah dua hal yang susah.
0 Komentar
POST A COMMENT