Seulas Senyum, Senantiasa Semangat


"Petualangan terhebat tidak berada di gua terdalam, jeram terderas, maupun gunung tertinggi.
Petualangan terhebat adalah menyaksikan sepasang mata berbinar penuh semangat meraih asa.
(Quote - entah siapa saya lupa sumbernya)"

Sampai jumpa lagi di saat kita semua sudah sukses, 
teman sekaligus adik-adikku kelas VI SD Widoro.

Orang Hebat! Yeah!

Ambil Kertas dan Alat Tulis

Ambil Kertas dan Alat Tulis
Sekali lagi...
Kamu tidak akan pernah tahu nilai sesuatu sebelum menemukan pembandingnya...

Beberapa waktu yang lalu ada sebuah program yang saya ikuti. Intinya bertemu dengan kakak-kakak senior Psikologi. Tidak hanya saya, ada lebih dari dua puluh orang yang mengikuti diskusi. Kami bermimpi menjelajah negeri. Well, fokus di sini bukan mengenai forum inspirasi.

Ketika itu ada pembicara mengatakan kata-kata mutiara yang sebenarnya biasa saya dengar, “Anda baru akan menyadari pentingnya sesuatu setelah kehilangannya, atau bertemu dengan pembandingnya”.

Bayangkan jika kamu menyukai satu jenis masakan. Tidak pernah ada jenis masakan lain yang pernah kamu coba sebelumnya. Maka hanya ada dua pilihan pemikiran yang muncul, masakan tersebut enak atau tidak enak. Akan tetapi kamu tidak pernah tahu seberapa enak maupun seberapa tidak enak masakan tersebut.

Hingga bertemu dengan suatu kondisi pembanding, misal bertemu jenis masakan lain. Setelah merasakan masakan lain tersebut, besar kemungkinan akan muncul pemikiran yang berbeda 1800 dengan pemikiran awal. Entah berpikir betapa enaknya suatu hal yang dianggap tidak enak, maupun betapa tidak enaknya sesuatu yang dianggap enak. Relatif. Butuh pembanding.

Apakah pembanding selalu dibutuhkan? Tergantung. Bisa iya, bisa tidak. Relatif.
Seseorang disebut cantik atau tampan, apabila ada sosok yang jelek.
Seseorang disebut kaya, apabila ada yang miskin.
Seseorang disebut beruntung, apabila ada yang sial.
Benarkah demikian? Sejak kapan dunia ini bersifat serba biner?

Saya menyadari betapa beruntungnya saya tanpa harus melihat orang sial di sekitar area.
Saya hanya membuat daftar, menuliskannya dalam kertas.
Daftar tentang apapun yang saya miliki, serta daftar potensi yang dapat dikembangkan.
Dan ternyata daftar tersebut tidak pernah selesai saya tuliskan.