Impian : Kata-kata Mutiara

Impian : Kata-kata Mutiara
Dulu ketika masih baru saja lulus dari SMA, saya berkeinginan untuk posting "kata-kata mutiara" dalam sosmed. Well entah artinya baik atau buruk, saya akhirnya engga melakukan hal tersebut. Saya sedikit mendapat kesimpulan mengapa orang-orang terkenal saja yang sering diquote kata-katanya. 

Semua berawal ketika salah seorang kawan saya "hobi" (mungkin) posting kata-kata mutiara di sosmed secara berlebihan. Berlebihan dalam hal ini maksudnya posting 5-10 (atau lebih?) quote yang sebagian merupakan "buatan"nya sendiri (karena ga ada sitasinya, haha). Intensitas postingnya dalam seminggu juga lumayan sering. Semua aspek ia bahas mulai dari pendidikan, negara, prinsip, kehidupan sosial, hingga cinta. Saya cukup lelah. Bukan kenapa-kenapa, sih. Hanya saja ia sama seperti saya (setahu saya). Berkutat dengan kehidupan pribadi yang individualis. Berkawan hanya dengan gadget dan laptop. Sekarang ia ngublek-ublek masalah prinsip, sikap ideal, dan kondisi utopis yang berkaitan dengan orang lain?

Aih tapi bukankah kita gaboleh jugde from its cover? Entah ya siapa tahu ada orang yang merasa terbantu dengan hal itu. Atau dengan kegiatan itu, ia mendapat kemudahan dalam hal-hal lainnya. Kini saya mengerti mengapa kata-kata seorang yang terkenal lebih didengar daripada orang seperti saya. Kompetensi dan reliability. Jika saya posting kata-kata mutiara yang lebay dengan intensitas berlebih apakah kamu engga jengah? Urus dirimu sendiri benerin dulu tuh kelakuanmu, mungkin kamu bakal berpikiran kayak gitu.

Kalaupun saya melakukannya, akan saya pastikan bahwa itu untuk konsumsi pribadi. Bukan memaksamu untuk melahapnya kemudian membenarkannya.

Mulai dari sendiri dulu saya perbaiki. Kemudian meluas, meluas, dan meluas. Saya ingin kelak kata-kata saya diquote oleh orang lain, dan orang yang membacanya tersenyum bahagia atau bahkan tercerahkan harinya. Tulus. Haha impian yang konyol kan?

Selama Vakum

Selama Vakum
Well sudah berhari-hari saya off dari kehidupan ngeblog di sini. Kegiatan saya pun juga cuma tidur-tiduran dan ngegame, hampir engga ke luar kamar. Ngapain? Sudah 4 semester saya tidak merasakan "kebebasan" ini. Hidup rutin, jadwal padat, tugas menumpuk, hingga pembagian waktu yang berantakan membuat saya letih. Belum lagi sudah ada tiga agenda yang menanti di semester 5 dan 6. Tapi agaknya berbeda dengan yang sudah lalu. Kini saya yang "memegang" kendali, bukan menjadi "objek" yang dikendalikan.

Rebel? Bukan. Cuma merasa cukup jengah dengan kebiasaan buruk saya. Mengatakan "TIDAK". Satu hal kecil dan nampaknya simpel, namun tak kuasa saya lakukan selama 4 semester terakhir. Dalam sudut pandang saya, hal ini bukan hal yang rebelish. Akan tetapi bagi orang lain? Terserah saja, itu hak mereka untuk berpendapat. Tapi mereka tidak berhak mengatur jika saya tidak sependapat, ini bukan hak mereka.

Yah jadi selama sekian minggu atau bahkan beberapa bulan saya berpikir, "Untuk apa saya menulis blog?" Agaknya tujuan awal saya membuat blog sudah terlupakan. Hampir setiap hari blog milik orang lain saya kunjungi dan mereka memiliki satu tujuan yang jelas. Bermanfaat. Entah bagi dirinya sendiri atau orang lain. Bisa jadi berupa review film, cerita seputar backpacking, konten lucu, dan macam-macam lah. Belum lagi media lain yang tak kalah menarik perhatian mulai dari instagram, path, twitter, banyak deh pokoknya.

Dan saya? Hmph, tulisan tak bermutu bagi orang lain dan tak jarang "memaksa" orang-orang salah satunya kamu untuk membaca tulisan saya ini. Di lain pihak, saya memang ingin mempublikasikan cerita yang berkaitan dengan perjalanan saya. Tapi sebuah "perjalanan" itu telah berakhir, hampir berakhir tepatnya. Entah pergi dari dunia itu atau hanya rehat untuk sementara. Entah. Satu hal yang pasti, tulisan saya kelak tak akan membahas hal tersebut sebanyak dahulu. Hanya sesekali saja. Mungkin.

Anyway buat kamu yang masih membaca sampai di sini, saya ucapkan terima kasih. Lakukanlah hal yang penting dan jangan membaca blog saya di saat sedang sibuk, karena tak ada manfaatnya bagimu. Haha. Sungguh ingin membuat tulisan yang bermanfaat, tapi saya agaknya belum mampu. Well saya akan tetap menulis, curhat, dan nyampah di blog ini kok. Tapi tenang saja, yang akan saya publikasikan hanya yang berkaitan dengan perjalanan saya saja. Selebihnya tidak. Konsumsi pribadi.

Konon ada seorang jenius yang mengatakan, "Hidup ini bagaikan sepeda. Untuk membuatnya seimbang, kamu harus terus berjalan." Yap tentu saja tidak salah, tapi saya akan sedikit menambahkan. Bahwa untuk membuatnya seimbang, tak selamanya dengan berjalan. Bisa juga dengan berhenti. Sepeda yang terus menerus berjalan tanpa berhenti untuk diservis juga tak berarti baik kan?

Ah saya ingat, saya dulu membuat blog untuk menuliskan segala random thoughts yang melintas di kepala.