Dulu ketika masih baru saja lulus dari SMA, saya berkeinginan untuk posting "kata-kata mutiara" dalam sosmed. Well entah artinya baik atau buruk, saya akhirnya engga melakukan hal tersebut. Saya sedikit mendapat kesimpulan mengapa orang-orang terkenal saja yang sering diquote kata-katanya.
Semua berawal ketika salah seorang kawan saya "hobi" (mungkin) posting kata-kata mutiara di sosmed secara berlebihan. Berlebihan dalam hal ini maksudnya posting 5-10 (atau lebih?) quote yang sebagian merupakan "buatan"nya sendiri (karena ga ada sitasinya, haha). Intensitas postingnya dalam seminggu juga lumayan sering. Semua aspek ia bahas mulai dari pendidikan, negara, prinsip, kehidupan sosial, hingga cinta. Saya cukup lelah. Bukan kenapa-kenapa, sih. Hanya saja ia sama seperti saya (setahu saya). Berkutat dengan kehidupan pribadi yang individualis. Berkawan hanya dengan gadget dan laptop. Sekarang ia ngublek-ublek masalah prinsip, sikap ideal, dan kondisi utopis yang berkaitan dengan orang lain?
Aih tapi bukankah kita gaboleh jugde from its cover? Entah ya siapa tahu ada orang yang merasa terbantu dengan hal itu. Atau dengan kegiatan itu, ia mendapat kemudahan dalam hal-hal lainnya. Kini saya mengerti mengapa kata-kata seorang yang terkenal lebih didengar daripada orang seperti saya. Kompetensi dan reliability. Jika saya posting kata-kata mutiara yang lebay dengan intensitas berlebih apakah kamu engga jengah? Urus dirimu sendiri benerin dulu tuh kelakuanmu, mungkin kamu bakal berpikiran kayak gitu.
Kalaupun saya melakukannya, akan saya pastikan bahwa itu untuk konsumsi pribadi. Bukan memaksamu untuk melahapnya kemudian membenarkannya.
Mulai dari sendiri dulu saya perbaiki. Kemudian meluas, meluas, dan meluas. Saya ingin kelak kata-kata saya diquote oleh orang lain, dan orang yang membacanya tersenyum bahagia atau bahkan tercerahkan harinya. Tulus. Haha impian yang konyol kan?