Rumus Utama Pencapaian

Rumus Utama Pencapaian
"Anda bisa mendapatkan apa pun yang Anda inginkan, dengan syarat (1) tahu dengan pasti apa yang Anda inginkan, (2) benar-benar menginginkannya, (3) dengan yakin berharap dapat memilikinya, (4) bertekad kuat untuk mendapatkannya, dan (5) bersedia berkorban untuk meraihnya." Robert Collier - The Secret of The Ages

Siksaan Rutinitas

Senin : ngampus, nugas
Selasa : ngampus, nugas, jogging
Rabu : ngampus, baca manga online, nugas
Kamis : ngampus, nugas
Jum'at : ngampus, nugas
Sabtu : ngampus numpang online, nugas
Minggu : nugas, leyeh-leyeh

Well, itu agenda yang aku jalanin sehari-hari selama hampir setahun ini. Belum termasuk family time, makan, mandi, maupun boker. Tiap hari ada aja sesuatu yang harus dilakuin dan berhubungan dengan akademik. Sedikit info, di Psikologi sekarang dikembangin kurikulum baru dan angkatanku (2011) dijadikan subjek percobaan. Gambarannya kurikulum yang baru itu sok-sokan SCL (Student Centered Learning), buat yang pernah ambil mata kuliah pendidikan pasti tau lah maksudnya. Intinya, proses pembelajaran dipusatkan di siswanya. Kenapa kubilang sok-sokan? Yah karena secara kelengkapan memang belum siap, terbukti masih adanya dosen yang metode pembelajarannya TCL (Teacher Centered Learning), kegiatan perkuliahan yang ga sesuai silabus, hingga engga ada kepastiannya kapan ada ujian.

Yah itu perspektif pribadi sih sebenernya, jadi kalo pengajaran nganggep prosesnya lancar ya sah-sah saja karena memang dari awal engga ada penyatuan perspektif tentang kurikulum baru ini antara mahasiswa dengan dosen, pengajaran, dsb. Singkat cerita, kurikulum ini bikin kami agak tersengal-sengal dengan kuliah. Aku selama kuliah 3 semester hanya mengalami kuliah 2 sks itu pada 3 makul. Selebihnya, minimal 4. 6 SKS? Biasa dan uda wajar bro. Semester depan aku harus siap dengan mata kuliah 7 SKS. Bahkan semester depannya lagi pun ada mata kuliah 10 SKS. Mungkin bagi orang yang ga merasakannya keliatan biasa-biasa aja, tapi percayalah ini sungguh menyiksa. Lahir dan batin.

Tiada hari tanpa mengeluh. Ku akui, mengeluh merupakan defense mechanism kami terhadap kurikulum baru ini. Meski keluhan demi keluhan sudah terlontar pada yang berwenang, tapi tak ada satu aksi pun yang dilaksanakan untuk meringankan beban kami. Untuk saya pribadi, bantuan berupa ebook yang lengkap sudah sangat membantu karena membeli buku memang bukan hal yang ringan untuk saya.

Di saat senggang ada seseorang yang mengatakan, "Nggra aku habis beli tiket pesawat nih." Aku pun hanya mengangguk, ga kebayang respon lain untuk menanggapinya. "Nggra, orang yang jaga di agen tiket itu apa ga bosen ya? Tiap hari kerjaannya gitu mulu, ngetik identitas, nyetak tiket, berkali-kali. Itu pun rutin ga berhenti-henti. Lha wong kita yang kuliah ga setiap hari aja bosen, apalagi dia ya?" Aku pun hanya tersenyum. Secercah cahaya didalam gelapnya pikiran menghadapi keluhan yang menderu.

Hmm, kalau dipikir-pikir dunia karir lebih kaku, lebih rutin, dan lebih membosankan kayaknya dibanding dunia kuliah. Pasti jadi siksaan tanpa ujung kalo yang kita kerjakan itu engga sesuai dengan keinginan kita, kayak aku yang tersiksa dengan dunia perkuliahan. "DO WHAT YOU LOVE, LOVE WHAT YOU DO", sebuah tulisan di jalan seakan mengetahui isi benakku dan aku pun ikut mengamini. Kalau kita melakukan hal yang kita sukai dan kita minat, pasti ga akan terasa capek. Begitu juga kalo kita ngerasa capek terhadap rutinitas terus kita berusaha menyukainya, pasti rasa ga nyamannya akan berkurang. Hmm, mungkin ya.


"...karena aku ada salah satunya untuk memperhatikanmu. Well, engga berinteraksi bukan berarti ga perhatian kan? Aku selalu memperhatikanmu, meskipun dalam diam."